Untuk bumi yang lestari

Pojok Restorasi| 31 Januari 2023

Rehabilitasi Lahan Lewat Adopsi Pohon

Adopsi pohon sebagai bagian dari kegiatan rehabilitasi lahan. Sia-sia jika tak dipelihara.

Kegiatan rehabilitasi lahan kritis melalui adopsi pohon di Desa Citeko Bogor, Jawa Barat, 28-29 Januari 2023. (Foto: Kania Gita Lestari)

ADOPSI pohon menjadi tren kembali seiring gencarnya berita tentang krisis iklim yang diakibatkan oleh kerusakan hutan dan lingkungan. Anak-anak muda meminatinya, seperti terlihat dalam kegiatan adopsi 1.000 pohon di agroekoeduwisata Desa Citeko Bogor, Jawa Barat, 28-29 Januari 2023.

Desa Citeko berada di kaki Gunung Pangrango. Di sini ada lahan kritis di hulu sungai yang menjadi lokasi penanaman seribu pohon. Anak-anak muda yang tergabung dalam Komunitas Rimba Raya dan Bringin menanam pohon dengan dukungan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Telkom Indonesia, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Hidup IPB University, Agree, dan Badan Usaha Milik Desa Citeko. Selain anggota Rimbaraya juga bergabung Komunitas Pendaki Ikatan Penikmat Alam Rimba dan Gowel Bogor.

Ketua Rimbaraya Indonesia Robi D. Waldi mengatakan penanaman dan adopsi seribu pohon ini merupakan kegiatan awal program agroekoeduwisata di Desa Citeko. Program agroekoeduwisata ini merupakan kegiatan wisata alam yang memadukan konsep agroforestri (pertanian, kehutanan, peternakan, perikanan) dengan perlindungan lingkungan secara alami.

Karena itu adopsi seribu pohon menjadi pembuka kegiatan ini. Adopsi pohon merupakan kegiatan pohon asuh yang ditanam di lahan kritis hulu sungai Pakuan atau “hulu wanona Pakuan”.

Agar rehabilitasi lahan sesuai tujuannya, yakni memulihkan kembali lahan kritis, kegiatan ini akan diikuti oleh kegiatan pemeliharaan secara rutin. Selama ini kegiatan rehabilitasi menekankan pada penanaman. Padahal kegiatan rehabilitasi lahan disebut berhasil jika pohon yang ditanam berusia dewasa karena menciptakan iklim mikro di lokasi tersebut.

Sebuah pohon baru berfungsi sebagai pohon sesuai tujuan pengendali iklim jika ia berusia minimal 5-10 tahun. Di usia ini pohon menjalankan fungsinya dalam menyerap polusi, emisi karbon, dan memproduksi oksigen yang dibutuhkan semesta dan mahluk hidup.

Sebagai pengatur neraca air, pohon juga baru berfungsi setelah berusia dewasa. Pohon akan melindungi lingkungan di sekitarnya dan menjadi penyuplai makanan bagi mahluk hidup setelah ia dewasa dan menyatu dengan keanekaragaman hayati di sekelilingnya. “Pemeliharaan pohon itu upaya nyata mengurangi gas rumah kaca,” kata Annesa Fista Savitri, kepala proyek Agree. 

Karena itu kegiatan pohon akan terus dilakukan di desa ini. Para peserta akan datang kembali ke lokasi penanaman pada 1, 3, 6, dan 12 bulan ke depan. Mereka akan melihat pertumbuhan pohon yang mereka tanam dengan mencatatnya tiap kunjungan.

Pengurus Desa Citeko juga menyambut kegiatan ini. Menurut Dudi Abdi Negara, Ketua BUMDes Berkah Citeko, jarang ada kegiatan penanaman yang diikuti oleh pemeliharaan. Biasanya, setelah seremoni penanaman, panitia kegiatan melupakan pohon dan tak mencatat pertumbuhannya.

Fahim Rasyid Muhammad, Ketua Program Agroekoeduwisata Desa Citeko, menjelaskan agar kegiatan pemeliharaan berkelanjutan, adopsi pohon dipadukan dengan pengembangan pertanian berkelanjutan, dengan menanam sayuran memakai teknik agroforestri dan kewirausahaan.

Dengan begitu, adopsi pohon memberikan manfaat ekonomi. Rehabilitasi lahan kritis tanpa wirausaha tak akan menarik bagi komunitas maupun masyarakat desa untuk melakukannya. Dengan memadukan aspek ekonomi dan sosial, aspek lingkungan berupa pulihnya lahan kritis punya peluang tercapai.

Artikel ini hasil kerja sama Forest Digest dan Komunitas Rimbaraya Indonesia

BERSAMA MELESTARIKAN BUMI

Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.

Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.

Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.




Alumnus Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University

Topik :

Translated by  

Bagikan

Komentar



Artikel Lain