
PRESIDEN Prabowo Subianto makin sering terlihat naik mobil “Maung” buatan PT Pindad. Maung adalah kendaraan ringan taktis buatan perusahaan negara di Bandung, yang 50-60% mengandung komponen dalam negeri. Selain kendaraan dinas, ada maung lain yang merupakan entitas asli Indonesia yang seharusnya menjadi kebanggaan nasional.
Dalam bahasa Sunda, maung berarti harimau. Dalam kebudayaan, mitos, bahkan dalam sejarah Sunda, maung sering dikaitkan dengan kisah mistis. Mitos Prabu Siliwangi menjadi legendaris karena berubah menjadi maung. Pasukan berani mati membela tanah Pasundan dikenal dengan sebutan Laskar Siliwangi. Orang Sunda mengidentikkan pengaruh seseorang dengan kharisma seekor maung. “Sima aing sima maung”, karismaku adalah karisma harimau.
Dalam sains modern, maung teridentifikasi tiga anak jenis: harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae), harimau jawa (Panthera tigris sondaica), dan harimau bali (Panthera tigris balica). Kini tinggal harimau sumatra yang masih ada di bumi Indonesia.
Dari sudut pandang ilmu ekologi, maung adalah salah satu predator puncak di hutan belantara di hampir seluruh Asia. Tahun 2012, dalam laporan Global Tiger Initiative, semua negara menyampaikan laporan atas capaian dan pembelajaran dari proses yang sudah dilaksanakan berdasarkan perspektif regional dan internasional.
Indonesia menyampaikan catatan pembelajaran selama beberapa dekade terakhir, yang menunjukkan peningkatan dan penguatan dari sisi penguasaan ilmu pengetahuan, komunikasi, perkembangan kebijakan penataan ruang.
Hal yang menggembirakan adalah adanya terminologi “koridor ekosistem” atau “jalur migrasi satwa liar” di dalam peraturan tersebut. Beberapa klausa atau terminologi dalam peraturan non-konservasi menegaskan keberadaan satwa liar sebagai bagian penting dalam mendukung pembangunan berkelanjutan.
Hutan Nusantara tidak lepas dari ancaman “empty forest syndrome”, gejala hutan kosong. Banyak tegakan pohon tetapi sunyi sepi tanpa suara kicauan burung, terompet gajah, nyanyian siamang, dan teriakan-teriakan simpai, bahkan mungkin auman harimau akan punah dalam waktu dekat.
Populasi harimau sumatra tersisa di beberapa kantong habitat di dalam kawasan pelestarian alam (KPA) dan/atau kawasan suaka alam (KSA) dan sedikit berada di hutan-hutan produksi di sekitarnya. Para ahli meyakini saat ini harimau di seantero bumi hanya menghuni 7% habitat.
Di Indonesia, sebaran populasi harimau berada di 27 kantong habitat dengan luas 250 kilometer persegi, 18,6% total luas Sumatera. Tantangannya adalah keterhubungan habitat yang dapat menyokong sub-populasi di masing-masing kantong habitat.
Keanekaragaman hayati meliputi tiga tingkatan: keanekaragaman genetik (dalam satu jenis/ spesies), keanekaragaman jenis, dan keanekaragaman ekosistem. Oleh karenanya, keterhubungan habitat krusial dalam menjaga keanekaragaman hayati pada tiga tingkatan tersebut.
Keterhubungan antar habitat harimau dan jenis-jenis satwa dan tumbuhan lainnya bisa menjadi faktor penguat keanekaragaman genetik suatu jenis satwa dan tumbuhan. Keanekaragaman genetik menjadi penting keberlangsungan suatu populasi, dan keanekaragaman jenis dalam suatu ekosistem menjadi penanda tingkat kesehatan kawasan sistem penyangga kehidupan manusia.
Dalam hal konservasi spesies, ada tiga hal yang penting untuk diperhatikan sebagai pilar konservasi harimau: sains yang kuat, partisipasi masyarakat, dan penegakan hukum.
Sains yang kuat. Transformasi sains menjadi kebijakan memerlukan konsistensi dan daya tahan. Saat ini konsep multiple land uses within multi landscapes approaches sudah menjadi mantra dalam konservasi. Implementasinya dibicarakan di berbagai forum dan menjadi agenda banyak lembaga pemerintah maupun non-pemerintah.
Riset, studi dan survei dengan metode ilmiah yang diakui perlu terus didorong untuk mendukung konsep itu. Komponen ini memang menjadi cost center, oleh karenanya keluaran dan rekomendasi hasil riset mesti tepat sasaran dan berdaya guna.
Dalam era transdisiplin, interdisiplin dan mutlidisiplin ilmu, pelibatan akademisi, peneliti dan forum praktisi konservasi juga para pengambil kebijakan dalam upaya konservasi harimau mutlak diperlukan. Ketika ketiga hal ini dapat dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan, maka proses cipta pengetahuan bersama dapat terwujud. Harapannya penguatan ini dapat berimbas pada meningkatnya pemahaman bahwa perlindungan habitat maung akan memberikan dampak baik untuk keberlangsungan sistem penyangga kehidupan manusia.
Sains yang kuat diperlukan untuk membangun kepercayaan diri para pihak dalam setiap pengambilan kebijakan dan keputusan. Selain itu, penting bagi kita semua untuk terus memelihara bara semangat agar tumbuh optimisme bahwa sains akan memandu, bukan melayani suatu kebijakan.
Partisipasi masyarakat. Penerapan konsep multiple landscapes approaches membawa konsekuensi pragmatis, siapa mendapatkan apa, siapa berperan apa. Namun, ketika literasi publik dan partisipasi para pihak dalam perencanaan kolaboratif akan membawa para pihak saling menyadari dan berbagi peran dan juga tanggung jawab dalam upaya kolektif konservasi maung. Turunan pilar ini bisa menjelma menjadi banyak program. Satu di antaranya adalah membangun leaderless forum komunikasi dan kolaborasi dalam satuan lanskap.
Di saat literasi konservasi para pihak dalam suatu lanskap terus tumbuh dan menguat, trade off yang menegasikan kepentingan konservasi keanekaragaman hayati akan bisa ditekan. Ketika para pihak bisa saling mendengar, maka pemikiran dan partisipasi masyarakat- atau lembaga berbasis masyarakat (CSO/LSM) bukanlah saingan apalagi lawan.
Forum-forum konservasi spesies adalah bagian dari proses penguatan literasi konservasi keanekaragaman hayati kepada masyarakat luas. Forum konservasi spesies merepresentasikan dukungan dan partisipasi publik dalam melaksanakan kewajiban untuk turut serta menjaga kekayaan nasional.
Penegakkan hukum. Penegakkan hukum, dalam arti luas, bukan sekedar tindakan polisional menangkap dan menghukum para pelaku pelanggaran dan kejahatan di bidang satwa liar. Namun, penekanan dan pencegahan dan penguatan ketaatan aturan.
Penggunaan dan pemanfaatan lahan sesuai peruntukkan, mana daerah perlindungan sistem penyangga kehidupan, mana daerah budidaya, mana daerah pengembangan, yang sejalan dengan rencana tata ruang pulau menjadi penanda komitmen penegakkan hukum yang lebih luas. Namun, yang perlu dikawal adalah bagaimana implementasi dan upaya penegakkannya.
Ikuti percakapan tentang konservasi harimau di tautan ini
BERSAMA MELESTARIKAN BUMI
Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.
Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.
Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.

Doktor lulusanWildCRU-Department of Zoology University of Oxford, Inggris. Kini Ketua Forum HarimauKita
Topik :