Untuk bumi yang lestari

Kabar Baru| 14 Februari 2021

Ongkos Lingkungan di Hari Valentine

Tiap memotong bunga untuk merayakan Hari Valentine atau Hari Kasih Sayang, kita melepas 3 kilogram CO2. Inilah cara tepat merayakan Valentine yang ramah lingkungan.

Tanda cinta pada pohon (Foto: S. Hermann & F. Richter/Pixabay)

TANGGAL 14 Februari selalu diperingati sebagai Hari Kasih Sayang atau Hari Valentine. Hari untuk memperingati kematian Santo Valentine ini, seorang pendeta yang menentang kebijakan Romawi pada abad III yang melarang pernikahan, menjadi perayaan paling populer di dunia. 

Hari Valentine identik dengan coklat dan bunga. Dua benda ini menjadi tanda cinta dan kasih sayang. Tapi di zaman krisis iklim seperti sekarang, memetik bunga untuk kekasih sebagai tanda mencintainya justru bukan tindakan arif.

Menurut Tree Nation, setiap memotong satu bunga kita melepas setidaknya 3 kilogram CO2 ke udara. Kita tahu COakan menempuh perjalanan jauh untuk sampai ke atmosfer, menebalkan selubung bumi, lalu mengebaskan kemampuannya menyerap panas. Akibatnya, panas matahari memantul kembali ke bumi.

Kita sedang berjuang menurunkan konsentrasi CO2 di atmosfer untuk mencegah suhu bumi memanas. Kenaikan suhu bumi telah membuat banyak bencana dan ongkos ekonomi tak sedikit.

Caranya dengan menanam sebanyak mungkin pohon agar CO2 yang diproduksi oleh aktivitas kita itu tertahan di bumi dan yang memantul dari atmosfer juga bisa terserap. Cara lain adalah mengganti energi fosil dengan energi terbarukan, sebagai sumber listrik, dari angin, matahari, ombak laut.

Sebab, energi fosil kini masih menjadi 84% sumber energi di bumi. Akibatnya, hasil pembakaran itu menjadi gas rumah kaca yang menaikkan suhu bumi.

Termasuk untuk transportasi bunga Valentine. Penelitian Universitas Pennsylvania, misalnya, menyatakan bahwa bunga Valentine menempuh perjalanan jauh sebelum menyebar ke seluruh dunia. Empat produsen bunga adalah Belanda, Kenya, Kolombia, Israel, yang menguasai pangsa pasar bunga senilai 64,5 miliar Euro atau Rp 1.290 triliun setahun.

Di luar transportasi, agar segar, bunga juga membutuhkan mesin pendingin yang mengonsumsi listrik dalam jumlah banyak. Perkebunan bunga juga membutuhkan lahan luas yang, tentu saja, mengonversi hutan. Konversi hutan adalah tantangan paling berat dalam mitigasi krisis iklim. 

Sementara hutan adalah ekosistem terbaik penyerap emisi dan polusi. Mengonversi hutan menjadi perkebunan dan pertanian sama saja menghilangkan penyerap emisi. Artinya, sama juga dengan melepas emisi ke atmosfer yang menjadi bagian siklus pemanasan global.

Karena itu, ketimbang memberikan bunga di Hari Valentine, menunjukkan kasih sayang sebaiknya dengan memberikan pohon. Tindakan arif merayakan Hari Kasih Sayang adalah memberikan pohon dan menandainya dengan nama kekasih atau menamai pohon itu dengan nama kekasih kita.

Jika tumbuh, alih-alih melepas emisi, hari Valentine akan ditandai dengan penyerapan emisi melalui pohon yang kita tanam itu. Pohon tersebut juga bisa kita kunjungi sebagai ziarah Hari Kasih Sayang.

Menurut Tree Nation, satu pohon setidaknya bisa menyerap 250 kilogram CO2 sehari. Kemampuan pohon menyerap emisi tergantung jenisnya. Penelitian lain menyebut pohon sonokeling bisa menghasilkan 207 kilogram O2 sehari. Atau trembesi yang mampu menyerap polusi paling tinggi, yakni 28 ton CO2 per tahun. 

Produksi emisi dunia mencapai 55,3 miliar ton pada 2018. Padahal, agar suhu bumi tak naik melebihi 1,50 Celsius pada 2030, kita harus menekannya hanya 23-30 miliar ton per tahun. Akibat, kenaikan produksi emisi, tahun 2020 menjadi tahun terpanas sepanjang sejarah akibat kenaikan konsentrasi CO2 di atmosfer mencapai rekor baru sebesar 414,3 part per million.

Maka menanam pohon akan menyelamatkan bumi. Berapa pun kemampuan pohon menyerap emisi, ia bermanfaat bagi manusia dan lingkungan. Sebab pohon menghasilkan oksigen. Sementara kebutuhan satu orang dewasa menghirup oksigen hanya 1,17 kilogram sehari. Bayangkan, berapa ratus orang yang bisa bertahan hidup karena kita menanam satu pohon.

Jika usia percintaan Anda 20 tahun, dan setiap Hari Valentine Anda menanam satu pohon, ada 5.000 orang yang Anda selamatkan karena memberikan oksigen kepada bumi. Bukankah itu kasih sayang sebenarnya?

Selamat Hari Kasih Sayang. Mari mengasihi manusia, menyayangi bumi.

BERSAMA MELESTARIKAN BUMI

Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.

Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.

Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.




Redaksi

Topik :

Bagikan

Komentar



Artikel Lain