Untuk bumi yang lestari

Kabar Baru| 26 Desember 2020

Buku untuk Liburan 2020

Beberapa buku untuk bekal libur panjang menjelang tahun baru 2021. Saatnya lebih peduli lingkungan.

Seorang perempuan membaca buku di tepi dana (Foto: BibBornem/Pixabay)

TAHUN 2020 menjadi tahun terburuk dalam 100 tahun ke belakang. Pandemi virus corona yang telah berlangsung lebih dari setahun membuat penduduk bumi terpojok dan tak berdaya. Beberapa negara bolak-balik menerapkan karantina wilayah karena pembukaan pembatasan membuat virus kembali mengganas. 

Meski vaksin telah diproduksi dan didistribusikan, pandemi belum terlihat ujungnya. Hingga 26 Desember 2020, jumlah orang yang terinfeksi virus corona mencapai 80,2 juta dengan 1,76 juta meninggal dan 54,5 juta orang dinyatakan sembuh. Mengapa daya tahan tubuh tiap orang berbeda-beda terhadap infeksi virus ini? Para ahli menduga faktor genetika turut mendorong imunitas tiap orang.

Libur panjang tahun ini juga tak leluasa kita jalani karena protokol kesehatan. Pemerintah mengimbau masyarakat tak bepergian karena di rumah saja akan jauh lebih baik dalam perjuangan mencegah pandemi meluas. Maka hiburan orang modern yang terbatas di rumah semestinya lari ke buku.

Berikut ini beberapa buku yang layak Anda baca pada libur panjang 2020:

Thus Spoke The Plant. Ahli biologi laut dari Australia, Monica Gagliano, membuktikan bahwa tanaman bisa berpikir dan berkomunikasi satu-sama-lain. Ia mengamplifikasi kecurigaan para biologis tiga abad lalu. Akan menjadi hiburan untuk kita mengetahui dunia mahluk lain yang belum terjamah. Para ahli telah berjuang meneliti mahluk hidup selain manusia untuk mengetahui kemungkinan-kemungkinan masa depan, demi kelangsungan spesies manusia di planet bumi.

Thus Spoke the Plant (Monica Gagliano)

Weaponized Lies. Daniel Levitin mengajak kita berpikir lebih jernih ketika melihat sebuah data dan fenomena. Bagaimana pun data adalah alat propaganda. Buku ini akan berguna bagi siapa saja, bagi kita, yang tengah mengarungi dunia informasi tak terbatas. Di tengah tsunami berita itu kita memerlukan informasi yang kredibel agar tak salah dalam membuat keputusan-keputusan. Daniel Levitin memberikan tip ringkas bagaimana membedakan disinformasi, kabar palsu, dan berita rekayasa, bahkan informasi-informasi dari sumber resmi. Buku ini sumbangan penting bagi peradaban modern.

Weaponized Lies

Menjaga Rimba Terakhir. Di tengah isu pemanasan global, kita mesti menengok kearifan-kearifan lokal dalam menjaga alam. Pandemi virus corona terjadi karena alam tak seimbang akibat virus yang bersemayam di tubuh hewan liar tak lagi memiliki inang karena habitatnya tumpas karena dibabat, diburu, bahkan kalah dalam rebutan ruang dengan manusia. Buku ini membuktikan bahwa orang rimba tak hanya punya kearifan menjaga hutan. Mereka adalah pusat intelektual dan pengetahuan.

Menjaga Rimba Terakhir oleh Mardiyah Chamim (2020).

Silent Spring. Buku klasik Rachel Carson ini layak dibaca kembali. Buku ini telah berhasil mendorong kebijakan Amerika Serikat menghentikan produksi dan pemakaian pestisida dalam pertanian. Revolusi Hijau dengan zat kimia membuat keragaman hewan berkurang. Musim semi yang seharusnya ramai itu pun menjadi sepi karena burung-burung menghilang, tonggeret berhenti bersuara, capung tak lagi hinggap di pekarangan. Buku sains penting yang ditulis dengan gaya yang syahdu.

Silent Spring, Rachel Carson.

The Future of Capitalism. Paul Collier, ilmuwan ekonomi dari Inggris ini, mengkritik dengan keras kapitalisme yang membuat bumi hancur akibat keserakahan. Tapi lebih dari itu, kapitalisme menjadi sistem politik dan ekonomi yang membuat tiap-tiap orang menjadi gelisah dan tak bahagia. Buku ini semacam analisis dan saran Collier pada perbaikan kapitalisme, karena ia tak percaya sosialisme akan bangkit setelah kapitalisme runtuh. Menurut dia kapitalisme akan merenovasi dirinya sendiri sebelum kita antipati kepadanya. Seperti apa bentuknya?

The Future of Capitalism Paul Collier

Selamat berlibur. Libur tanpa buku seperti sayur tanpa garam. 

BERSAMA MELESTARIKAN BUMI

Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.

Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.

Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.




Redaksi

Topik :

Bagikan

Komentar



Artikel Lain