
FRAGMENTASI hutan adalah keadaan ketika area hutan yang besar terpecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Dalam dua dekade, hutan global makin terfragmentasi, menurut studi di jurnal Science.
Studi tersebut menemukan bahwa lebih dari 50% hutan di dunia menjadi lebih terfragmentasi dibanding dua dekade lalu. Hutan tropis paling buruk. Seluas 80% hutan tropis terfragmentasi selama 20 tahun.
Untuk mendapatkan gambaran fragmentasi hutan, para peneliti mengelompokkan metode-metode untuk mengukur fragmentasi hutan dan menghasilkan tiga indeks.
Pertama, indeks fragmentasi berbasis konektivitas yang mempertimbangkan keterhubungan area hutan satu sama lain. Kedua, indeks fragmentasi berbasis agregasi yang melihat seberapa mengelompoknya hutan. Ketiga, indeks fragmentasi berbasis struktur yang berfokus pada karakteristik fisik (ukuran, jumlah, dan panjang) petak-petak hutan.
Setelah itu para peneliti menjalankan model komputasi menggunakan data tutupan hutan global untuk menangkap pola fragmentasi global.
Tim peneliti lalu memadukan tiga indeks tersebut untuk menghitung persentase hutan yang telah menjadi lebih terfragmentasi antara 2000 dan 2020 di berbagai bioma di seluruh dunia.
Analisis mengungkap bahwa 51-67% hutan secara global hutan makin terfragmentasi selama 20 tahun terakhir. Di wilayah tropis nilainya mencapai 58-80%.
Fragmentasi hutan berdampak pada keanekaragaman hayati dan kesehatan ekosistem. Jika kita mempertahankan jumlah area hutan yang sama, sementara hutan terpecah-pecah, bumi akan kehilangan banyak fungsi ekologis hutan.
Keberadaan hutan yang utuh dan saling terhubung penting untuk satwa liar dan proses ekologis. Banyak spesies mengandalkan hutan yang terhubung untuk pergerakan populasi dan aliran gen. Banyak penelitian menunjukkan fragmentasi mengurangi keanekaragaman hayati dalam berbagai skala.
Fragmentasi dapat terjadi dengan cara dan alasan yang berbeda. Perladangan berpindah menyebabkan area hutan menjadi terbuka. Jalan baru itu membuka akses penambang atau penebang. Kebakaran hutan menghilangkan tegakan pohon luas dalam sekejap mata.
Para peneliti juga menguji penyebab fragmentasi. Mereka menemukan bahwa perladangan berpindah menyumbang lebih dari 60% fragmentasi di daerah tropis. Sementara penebangan pohon adalah pendorong utama di hutan beriklim sedang. Di wilayah boreal, kebakaran hutan adalah faktor utama penyebab fragmentasi hutan.
Di daerah tropis, kawasan yang memiliki status perlindungan dan dilindungi secara ketat menunjukkan fragmentasi 82% lebih rendah daripada kawasan serupa yang tidak dilindungi. Temuan ini menunjukkan bahwa status perlindungan berperan penting menghambat atau mencegah fragmentasi hutan.
Ikuti percakapan tentang hutan tropis di tautan ini
BERSAMA MELESTARIKAN BUMI
Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.
Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.
Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.

Alumnus Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB
Topik :