Untuk bumi yang lestari

Kabar Baru| 26 Oktober 2023

Mapbiomas untuk Memantau Perubahan Lahan

Sepanjang 2000-2022 perluasan kebun sawit menjadi ekspansi terbesar dalam penggunaan lahan. Mapbiomas mencatatnya.

Peta biomassa Indonesia

MENGHITUNG penutupan lahan di Indonesia kompleks dan penuh tantangan. Luas total daratan Indonesia sekitar 1.904.569 kilometer persegi, mencakup berbagai jenis lahan seperti hutan, lahan pertanian, lahan gambut dan perkebunan. Selain skalanya yang luas, perubahan lahan amat cepat, seperti ekspansi perkebunan yang ditambah dengan dengan krisis iklim yang memengaruhi luas lahan.

Mapbiomas Indonesia, platform pemetaan tutupan lahan, meluncurkan Mapbiomas Indonesia Koleksi 2.0 pada 23 Oktober 2023 di Bali. Peta ini diklaim lebih akurat dan lengkap dibanding versi sebelumnya, dengan pembaruan periode 2000 hingga 2022 dan penambahan satu kelas baru, yaitu sawah. Layanan sebelumnya, peta ini bisa mendeteksi hutan alam, mangrove, hutan tanaman, tumbuhan alami non-hutan, sawit, pertanian lainnya, tambang, non vegetasi lainnya hingga tambak.

Berdasarkan data terbaru pada platform itu, terlihat bahwa 56% wilayah Indonesia berupa hutan. Dari data ini terlihat wilayah Indonesia sudah banyak mengalami perubahan yang signifikan. Sepanjang 2000-2022, sebanyak 9 juta hektare vegetasi alami hilang. Pada periode tersebut juga terjadi perluasan perkebunan kelapa sawit seluas 10,52 juta hektare.

Pembaruan lainnya ada di Koleksi 2.0 soal keberadaan aspek proses uji akurasi pada peta bioma. Pemetaan ini dilakukan oleh 10 pakar dan 14 tim interpreter dari 10 universitas di Indonesia. Nilai akurasinya 75%. Selain itu, juga penambahan layer sebagai batas penyajian informasi administratif dari level nasional hingga desa. Kemudian tematik penataan ruang seperti kawasan hutan dan kawasan konservasi dan tematik perizinan komoditas berbasis lahan dan juga perhutanan sosial.

"Peluncuran Mapbiomas Indonesia Koleksi 2.0 merupakan momen penting bagi Indonesia," kata Timer Manurung, Ketua Yayasan Auriga Nusantara, inisiator Peta Bioma Indonesia. "Peta ini akan menjadi sumber informasi yang berharga bagi berbagai pihak, mulai dari pemerintah, akademisi, hingga masyarakat umum."

Farwiza Farhan, pendiri HAkA, organisasi masyarakat sipil yang fokus pada konservasi di Kawasan Leuser, Aceh, mengatakan bahwa peta Mapbiomas Indonesia bermanfaat untuk kampanye dan advokasi lingkungan.

Farwiza mencontohkan pada 13 tahun lalu ada perusahaan yang melakukan land clearing tanpa izin di daerah hijau. Namun, pelanggaran itu tidak bisa ditindak karena polisi menganggap bukan tindakan kejahatan karena perusahaan tersebut sedang mengurus izin. Namun, ternyata, izin yang diajukan berbeda dengan lahan yang dibuka. Di tengah proses gugatan NGO, lahan itu terbakar seluas 1.000 hektare.

Pada 2013, untuk pertama kalinya negara mengatakan bahwa perusahaan tersebut harus bertanggung jawab untuk restorasi atas kerusakan hutan tersebut. Pemerintah mendapatkan data dari Peta Bioma. “Tanpa informasi itu, kita akan terus berasumsi di lapangan soal penggunaan lahan," kata Farwiza.

Tasso Azevedo, pendiri dan Koordinator MapBbomas, mengatakan bahwa peta ini dapat menjadi alat yang berharga untuk memantau perubahan lahan dan untuk mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik dalam pengelolaan lingkungan.

"Dengan Mapbiomas, kita bisa melihat deforestasi secara detail. Apa yang terjadi sebelum dan sesudahnya. Termasuk informasi tanggalnya. Di Brazil, di negara awal Mapbiomas lahir dan dikembangkan, sejak tahun 2019, data Mapbiomas kerap jadi dasar untuk peringatan yang valid dan bahan pelaporan," kata Tasso.

Mapbiomas Indonesia Koleksi 2.0 dapat diakses secara gratis melalui http://platform-map.nusantara.earth/. Platform ini juga dilengkapi dengan berbagai fitur yang memudahkan pengguna untuk menganalisis data tutupan lahan, seperti fitur ekspor data, fitur pemetaan, dan fitur analisis.

Ikuti percakapan tentang perubahan lahan di tautan ini

BERSAMA MELESTARIKAN BUMI

Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.

Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.

Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.




Penggerak @Sustainableathome

Topik :

Bagikan

Terpopuler

Komentar



Artikel Lain