Untuk bumi yang lestari

Surat dari Darmaga| 09 Desember 2019

7 Buku Terbaik 2019 yang Saya Baca

Ada banyak buku bagus dan penting selama 2019. Ini beberapa yang saya baca.

Sumber: TowardSciences

BERBAGAI ungkapan mengenai fakta maupun jalan pikiran di sekitar kita ataupun di belahan dunia yang lain, terbuka setiap saat. Pintunya bisa kita masuki kapan saja, juga tersedia berbagai arah yang bisa kita pilih. Maka kita tetap sebagai subyek mandiri, yang memilih dan bukan yang dipilih. Tujuh buku yang terbit 2018 dan 2019 ini tidak kebetulan yang telah saya baca. Mungkin satu atau beberapa di antaranya juga telah Anda baca.

Discerning Experts: The Practices of Scientific Assessment for Environmental Policy

Membahas bagaimana ilmu dipraktikkan untuk membingkai masalah dan arah solusinya dalam bidang lingkungan hidup global. Menurut penulis buku ini, hasil-hasil penelitian ilmuwan dan lembaga ilmiah tingkat dunia tidak selalu dipakai dalam mengambil keputusan oleh mereka yang duduk di kursi otoritas, sehingga para ahli itu merasa perlu membentuk konsensus di antara banyak ilmuwan untuk menguatkan posisi tawarnya. Proses itu justru menjadi penyebab “bias pakar” yang coba mereka atasi melalui sejumlah cara.

Discerning Experts: The Practices of Scientific Assessment for Environmental Policy

Democracy for Sale: Elections, Clientelism, and the State in Indonesia

Menguraikan bagaimana kelompok penduduk lokal hingga kelompok elite politik memanfaatkan pemilihan kepala daerah dan legislatif untuk mendapat untung. Klientelisme politik yang digambarkan dalam buku ini menjadi “politik perut” sebagai hasil interaksi antara orang biasa, pekerja partai, tokoh masyarakat, perwakilan politik, yang telah mengekstrak manfaat material dari sistem politik. Buku ini menjelaskan bagaimana tingkatan lembaga-lembaga politik formal dibayangi oleh jaringan informal mereka yang memiliki banyak kepentingan untuk mendapatkan manfaat dan bantuan materi.

Democracy for Sale: Elections, Clientelism, and the State in Indonesia

Ecosystem Services: Economic and Policy

Buku ini menggali lebih dalam persoalan ekosistem yang tidak diakomodasi pembangunan ekonomi. Sumber daya alam yang secara nyata berfungsi bagi kehidupan, benar-benar diabaikan, ketika pengetahuan mengenai peran alam itu belum diketahui, diketahui tetapi tidak bisa dikonversi ke dalam moneter, atau seperti perihal keanekaragaman hayati, tidak menjadi pertimbangan ketika ekonomi tumbuh dengan spesies tunggal yang mengorbankan spesies lainnya. Titik kritis pembangunan, dengan demikian, ketika kompleksitas disederhanakan dan didukung pula oleh sistem-sistem yang telah berjalan secara global, seperti sistem keuangan maupun kredit komersialnya.

Ecosystem Services: Economic and Policy

Post-Truth and Political Discourse

Ketika omong-kosong mulai menguasai dunia, terutama untuk menutupi korupsi politik, buku ini membahas agnotologi atau penyebaran ketidaktahuan yang disengaja dan wacana korup untuk menghilangkan jejaknya. Upaya itu dilakukan melalui mobilisasi ilmu pengetahuan dan gerakan terorganisasi para ahli yang ikut dalam permainan kebenaran esoteris, kebenaran kreatif, berbohong, kesesatan, omong kosong. Dalam lingkungan ini, kejujuran dan kesetiaan bukanlah jalan yang paling tepat untuk menyelesaikan sesuatu, yang diperlukan adalah kecerdikan dan kemampuan menipu yang tidak terlihat.

The Scramble for Land Rights: Reducing Inequity between Communities and Companies

Menguraikan secara saksama bagaimana dunia pertanian dan lahan-lahan subur saat ini dikonversi ke banyak bidang dan menjadi biang merosotnya ketersediaan pangan. Investigasi di 15 negara yang diungkap dalam buku ini menunjukkan bagaimana ekspansi investasi swasta besar sudah memasuki area-area pertanian dan wilayah hukum adat yang telah dikelola selama beberapa generasi. Rakyat miskin, yang mengandalkan tanah sebagai sumber utama ekonomi, kian terpuruk karena mahalnya mengurus legalitas. Produktivitas tanah, sementara itu, terus menurun. Akibatnya mereka terpaksa melepas tanah leluhur mereka kepada para investor. Dalam waktu yang sama, pengusaha kaya yang punya koneksi politik kuat, dengan cepat memperoleh dan mengamankan hak atas tanah mereka. Di situlah terjadi permainan tidak seimbang yang justru diterlantarkan oleh negara.

The Scramble for Land Rights: Reducing Inequity between Communities and Companies

Korupsi: Melacak Arti, Menyimak Implikasi

Penelusuran sangat rapi mengenai makna korupsi yang dituangkan dalam buku ini menyebutkan tiga bias definisi korupsi: bias hukum, bias sentralisme-negara, dan bias ekonomi. Luasnya makna itu digali dari tiga periode sebelum zaman modern dan zaman kontemporer. Yang menarik dari pembahasan buku ini adalah penjabarannya yang luas tentang korupsi yang menyangkut persoalan moral—dengan tetap bersandar pada pendekatan ilmiah.

Korupsi: Melacak Arti, Menyimak Implikasi

Berantas Korupsi Reformasi: Catatan Kritis BW

BW adalah inisial Bambang Widjojanto, mantan komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi. Tapi buku ini tak hanya menggambarkan perjalanan tetapi juga semangat, kegigihan upaya, sekaligus kekecewaan Widjojanto seorang, tapi para mantan pimpinan KPK dalam memberantas korupsi. Telaah mendalam mengenai kasus-kasus yang ditangani lembaga ini mencerminkan betapa besarnya kekuatan jaringan koruptor di Indonesia dan bagaimana mereka melakukan perlawanan. Karena itu optimisme pemberantasan korupsi tetap harus dijaga karena korupsi telah pula dibuktikan menjadi akar masalah-masalah kemanusiaan.

Berantas Korupsi Reformasi: Catatan Kritis BW

Gambar utama: Toward Sciences

BERSAMA MELESTARIKAN BUMI

Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.

Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.

Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.




Guru Besar Kebijakan Kehutanan pada Fakultas Kehutanan dan Lingkungan serta fellow pada Center for Transdiciplinary and Sustainability Sciences, IPB.

Topik :

Bagikan

Komentar



Artikel Lain